Diposting 20 Jan 2021 di Business
Sudah hampir genap satu tahun dunia menghadapi pandemi COVID-19, salah satu ancaman kesehatan terbesar dalam seratus tahun terakhir. Situasi ini memaksa jutaan bisnis dari berbagai sektor di seluruh dunia untuk menghentikan atau mengurangi aktivitasnya atas pertimbangan keselamatan.Bagi Anda yang antusias terhadap perkembangan industri plastik, pastinya Anda penasaran dampak apa saja yang dirasakan oleh industri plastik, dan bagaimana prospek industri ini setelah pandemi berakhir.
Tentunya industri manufaktur belum dan tidak akan sepenuhnya menghentikan aktivitas produksi mereka. Tanpa adanya mereka, barang-barang yang vital bagi kehidupan keseharian kita tidak mungkin didapatkan.
Terkhusus untuk industri plastik, bahkan bukan sesuatu yang janggal jika saat ini beberapa produk plastik justru mengalami peningkatan permintaan. Kondisi ini dapat dilihat cukup jelas terutama pada sektor alat kesehatan. Produk-produk seperti masker, sarung tangan, botol hand sanitizer, dan test kit yang saat ini sangat diperlukan semua berbahan dasar plastik. Peningkatan permintaan akan produk plastik juga terlihat pada sektor kemasan delivery, alat rumah tangga, dan masih banyak lagi.
Di tahun 2018, Material Economics memprediksi bahwa permintaan plastik secara global akan mengalami peningkatan di beberapa wilayah seperti Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin jika pembangunan pada wilayah tersebut terus berlanjut. Untuk beberapa wilayah lain seperti Eropa, Australia, Cina, dan Amerika Utara akan tetap konstan.
Tentu saja prediksi tersebut belum mengikutsertakan situasi COVID-19 yang sedang berlangsung saat ini. Namun dengan melihat kondisi industri plastik saat ini yang masih sangat aktif, maka cukup aman untuk mengatakan bahwa industri plastik masih akan terus berkembang ke depannya. Bahkan, saat ini sudah terdapat beberapa prakiraan spesifik yang mendukung prediksi tersebut. Misalnya oleh Technavio, yang menilai bahwa biji plastik akan mengalami peningkatan sebesar 107 juta unit sampai dengan tahun 2024.
Sejumlah negara seperti Malaysia, Thailand, Filipina, termasuk Indonesia menghadapi masalah dalam mengolah sampah plastik selama pandemi virus corona. Beberapa negara tersebut telah menyaksikan lonjakan sampah plastik karena kesadaran lingkungan digeser oleh masalah kesehatan. Satu dari beberapa penyebabnya adalah ketergantungan yang besar pada layanan pengiriman makanan dan belanja online di tengah pandemi, sementara daur ulang telah menurun.
Salah satu solusi untuk menangani tantangan yang satu ini adalah dengan menerapkan pendekatan ekonomi sirkular, yang dapat Anda pelajari pada artikel ini.
Munculnya pandemi COVID-19 menciptakan minat akan kemasan antibakteri dan bahan aseptik yang dapat melindungi dari risiko penularan virus. Tentu hal ini merupakan tantangan besar bagi industri plastik yang menerima ekspektasi dari masyarakat untuk dapat menghasilkan inovasi tersebut.
Sampai dengan saat ini, sudah muncul beberapa inovasi yang dihasilkan oleh industri plastik. Beberapa diantaranya seperti:
Ascend dengan Acteev Protectâ„¢ Nonwoven Mask-nya telah berhasil menyediakan masker pelindung yang dapat menghadirkan kenyamanan tanpa mengurangi aspek keamanannya. Masker ini bisa digunakan berulang dan memiliki teknologi antimikroba yang dapat menjaganya dari bakteri, jamur, dan debu.
Berdasarkan studi yang telah dilakukan di University of Cambridge, teknologi masker Acteev dapat mematikan virus yang menyebabkan COVID-19, SARS-CoV-2, dengan tingkat efektifitas sebesar 99%.
AIMPLAS telah mengembangkan masker dengan replaceable filter menggunakan proses injection molding dan face shield untuk didistribusikan ke berbagai rumah sakit.
Terganggunya rantai pasokan menjadi masalah yang dihadapi berbagai sektor industri saat ini tidak terkecuali industri plastik. Hal ini diakibatkan oleh banyaknya larangan perjalanan sehingga mempengaruhi alur distribusi di seluruh dunia.
Namun dengan seiring mulainya terbuka kembali perekonomian dunia, hal ini lambat laun akan teratasi. Ditambah lagi dengan tren positif permintaan produk plastik yang masih berlangsung sampai dengan saat ini.
Tokoplas merupakan pasar digital resin/ biji plastik pertama dan terbesar di Indonesia yang memfasilitasi transaksi antara penjual dan pembeli resin/biji plastik dengan informasi yang lengkap, transparan, dan harga yang bersaing.
Temukan resin/biji plastik kebutuhan Anda hanya di Tokoplas!