Diposting 20 Apr 2022 di Technology
Injection molding merupakan proses manufaktur yang membutukan tenaga tekanan yang sangat besar. Gaya tekanan pada injection molding diaplikasikan untuk mendorong bagian mold yang terpisah menjadi satu, sehingga mesin harus mampu menerapkan tekanan berlawanan yang cukup untuk menahannya agar tetap tertutup selama fase pengisian dan pendinginan.
Pada proses tersebut, gaya yang diaplikasikan untuk menekan mold pada injection molding disebut dengan clamping force. Biasanya, clamping force pada injection molding dinyatakan dengan satuan tonase (tonnage).
Sebagai contoh, 200-ton mesin dapat menghasilkan clamping force hingga 200 ton. Kebutuhan clamping force dalam sebuah proses injection molding dapat dikalkulasikan dari tekanan rongga (cavity pressure) di dalam mold dan area shot.
Bagi produksen produk plastik khusus nya injection molding, penting untuk mengetahui berapa besaran tonase yang tepat untuk kebutuhan injection molding tertentu. Hal tersebut demikian karena kekeliruan dalam mengaplikasikan clamp tonnage dapat mengakibatkan timbulnya cacat produk atau kerusakan mesin.
Untuk itu, berikut kami hadirkan beberapa faktor yang memengaruhi kalkulasi dari kebutuhan clamp tonnage pada injection molding.
Tahap pertama dalam menentukan tingkat clamp tonnage yang tepat adalah dengan menghitung area permukaan dari komponen plastik yang akan diproduksi. Setelah area permukaan diketahui, maka luas area dikalikan dengan faktor tonase, yang biasanya memiliki rentang 6 sampai 8 ton per inci. Penting juga untuk menambahkan 10% tonase melebihi jumlah yang dibutuhkan sebagai batas aman.
Setelah menghitung area permyukaan, faktor selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah aliran dari material yang digunakan. Untuk mengetahui tingkat aliran atau viskositas dari sebuah material, biasanya digunakan sebuah metrik yang disebut dengan Melt Flow Index (MFI).
Material yang memiliki MFI yang tinggi membutuhkan clamping force yang lebih kecil. Sebaliknya, material dengan MFI tinggi akan membutuhkan clamping force yang lebih besar.
Faktor clamp tonnage terakhir dalam pembahasan ini adalah dimensi kedalaman komponen. Faktor ini berlaku ketika komponen produk yang Anda produksi memiliki kedalaman lebih dari 1 inci.
Untuk setiap inci kedalaman di atas satu inci, maka Anda perlu meningkatkan perhitungan clamp force sebesar 10%. Jadi, untuk bagian dengan total kedalaman 2 inci, Anda perlu menambahkan 10% ke dalam perhitungan kebutuhan tonase.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pengaplikasian clamp tonnage yang berlebihan dapat berpotensi menghasilkan kecacatan produk, kerusakan mold, dan juga kerusakan mesin.
Beberapa cacat produk yang biasa muncul akibat clamp tonnage yang terlalu besar antara lain burn mark, perubahan tingkat kilap dan juga short shot.
Selain cacat produk, pengaplikasian clamp force yang terlalu besar juga dapat memiliki efek samping jangka panjang yang negatif pada mold.
Demikian informasi mengenai faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan clamp tonnage yang tepat. Jelajahi website kami untuk menemukan berbagi informasi menarik terkait plastik lainnya. Bagi pebisnis plastik, Anda juga bisa mencari berbagai kebutuhan bahan baku plastik Anda di Tokoplas, mulai dari PE, PP, PS, PET, EVA, PC, ABS, Nylon, biji plastik daur ulang, aditif plastik, film plastik, dan pallet plastik.
Temukan resin/biji plastik sesuai kebutuhan Anda hanya di Tokoplas!