Memahami Perbedaan Antara Soft Tooling dan Hard Tooling

Istilah tooling dalam industri manufaktur plastik merujuk kepada pembuatan komponen atau alat yang diperlukan dalam proses produksi. Secara umum, terdapat dua jenis tooling yakni soft tooling dan hard tooling. Apa perbedaan antara keduanya? Artikel berikut akan mengulas tentang komparasi soft tooling vs hard tooling sampai penggunaannya dalam produksi.

Perbedaan Soft Tooling VS Hard Tooling

Ada beberapa perbedaan antara soft tooling dan hard tooling yang wajib dipahami setiap manufaktur supaya produksi tetap lancar dan menghasilkan produk yang berkualitas:

1. Bahan

Perbedaan pertama yang paling mencolok antara soft tooling dan hard tooling adalah bahan baku pembuatan. Khusus soft tooling, bahan utamanya adalah silikon. Adapun bahan lain yang biasa digunakan untuk membuat soft tooling adalah carbon fiber dan fiberglass.

Sedangkan hard tooling pada umumnya terbuat dari metal, besi, dan nickel alloy yang mempunyai daya tahan lebih dibandingkan soft tooling.

2. Penggunaan dalam Manufaktur

Karena bahan utamanya yang bersifat keras dan tahan lama, hard tooling biasa digunakan untuk dalam beberapa siklus produksi. Hard tooling sangat efektif dalam memproduksi berbagai produk dalam skala besar. Penggunaan hard tooling yang cocok untuk produk yang membutuhkan komponen dengan detail dan presisi yang tinggi.

Sedangkan soft tooling tidak memiliki durabilitas yang tinggi seperti hard tooling. Soft tooling yang terbuat dari silikon hanya mampu memproduksi 20 hingga 25 produk, lalu soft tooling akan diganti dengan alat baru.

Meskipun begitu, bukan berarti soft tooling mempunyai kualitas yang buruk. Soft tooling memang dirancang untuk memproduksi produk dalam skala kecil dengan cepat. Sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam pembuatan produk prototipe.

3. Waktu Pembuatan

Perancangan dan pembuatan sebuah hard tooling membutuhkan waktu yang relatif lama karena membutuhkan detail yang sangat presisi. Sementara soft tooling justru tergolong lebih cepat.

4. Harga

Dari segi harga pembuatan, biaya untuk membuat soft tooling memang lebih murah dibandingkan dengan hard tooling. Namun hal ini cukup masuk akal mengingat bahan pembuatan hard tooling cukup tahan lama.

Jadi, Mana yang Sebaiknya Digunakan untuk Produksi?

Perbandingan di atas bukan untuk menentukan mana yang lebih unggul antara soft tooling dan hard tooling. Kedua jenis tooling tersebut sama-sama berguna bagi pembuatan produk plastik. Anda perlu kembali mempertimbangkan keperluan dan produk yang ingin Anda buat.

Jika Anda ingin membuat sebuah produk plastik yang akan digunakan untuk pengujian dan perancangan awal sebuah proyek, maka penggunaan soft tooling cukup direkomendasikan.

Anda yang hendak memproduksi dan memberikan sampel produk kepada klien untuk nantinya akan diproduksi secara massal setelah mendapatkan approval juga bisa menggunakan soft tooling. Sebab, harga pembuatan soft tooling cukup murah dan cepat diproduksi serta mampu membuat produk dengan jumlah terbatas.

Di sisi lain, Anda bisa memilih hard tooling jika hendak melakukan produksi dalam skala besar dan membutuhkan detail yang rinci pada produk akhir. Hard tooling mempunyai durabilitas yang tinggi dan jauh lebih tahan panas dibandingkan dengan soft tooling. Alhasil, tooling jenis ini mampu memproduksi produk berkali-kali dengan bentuk yang serupa dan jangka waktu produksi yang lama. Anda tidak perlu kembali mengganti atau membuat tooling baru.

Demikian ulasan singkat mengenai perbandingan antara soft tooling dan hard tooling beserta implementasinya dalam industri. Jelajahi website kami untuk menemukan berbagai informasi menarik terkait plastik lainnya. Bagi pebisnis plastik, Anda juga bisa mencari berbagai kebutuhan bahan baku plastik Anda di Tokoplas, mulai dari PE, PP, PS, PET, EVA, PC, ABS, Nylon, biji plastik daur ulang, aditif plastik, film plastik, dan pallet plastik.

Temukan resin/biji plastik sesuai kebutuhan Anda hanya di Tokoplas!